PENGALAMATAN JARINGAN CIDR,VLSM,SUBNETTING
APA ITU CIDR
Perutean Antar Domain Tanpa Kelas (CIDR) adalah metode alokasi alamat IP yang meningkatkan efisiensi perutean data di internet. Setiap mesin, server, dan perangkat pengguna akhir yang terhubung ke internet memiliki nomor unik, yang disebut alamat IP, yang terkait dengannya. Perangkat menemukan dan berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan alamat IP ini. Organisasi menggunakan CIDR untuk mengalokasikan alamat IP secara fleksibel dan efisien dalam jaringan mereka.
Apa saja format alamat IP?
Alamat IP memiliki dua bagian:
- Alamat jaringan adalah serangkaian digit numerik yang menunjukkan pengidentifikasi unik jaringan
- Alamat host adalah serangkaian angka yang menunjukkan host atau pengidentifikasi perangkat individual pada jaringan
Hingga awal 1990-an, alamat IP dialokasikan menggunakan sistem pengalamatan berkelas. Panjang total alamat bersifat tetap, dan jumlah bit yang dialokasikan ke jaringan dan bagian host juga tetap.
Alamat berkelas
Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit. Setiap string angka yang dipisahkan oleh titik terdiri dari 8 bit, yang diwakili oleh 0 hingga 255 dalam bentuk numerik. Organisasi dapat membeli tiga kelas alamat IPv4.
Kelas A
Alamat IPv4 Kelas A memiliki 8 bit prefiks jaringan. Misalnya, pada 44.0.0.1, 44 adalah alamat jaringannya dan 0.0.1 adalah alamat host-nya.
Kelas B
Alamat IPv4 Kelas B memiliki 16 bit prefiks jaringan. Misalnya, pada 128.16.0.2, 128.16 adalah alamat jaringannya dan 0.2 adalah alamat host-nya.
Kelas C
Alamat IPv4 Kelas C memiliki 24 bit prefiks jaringan. Misalnya, pada 192.168.1.100, 192.168.1 adalah alamat jaringannya dan 100 adalah alamat host-nya.
Alamat tanpa kelas
Alamat tanpa kelas atau Perutean Antar Domain Tanpa Kelas (CIDR) menggunakan variable length subnet masking (VLSM) untuk mengubah rasio antara bit alamat jaringan dan alamat host dalam alamat IP. Mask subnet adalah serangkaian pengidentifikasi yang mengembalikan nilai alamat jaringan dari alamat IP dengan mengubah alamat host menjadi nol.
Urutan VLSM memungkinkan administrator jaringan untuk menguraikan ruang alamat IP menjadi subnet berbagai ukuran. Setiap subnet dapat memiliki jumlah host yang fleksibel dan jumlah alamat IP yang terbatas. Alamat IP CIDR menambahkan nilai sufiks yang menyatakan jumlah bit prefiks alamat jaringan ke alamat IP normal.
Misalnya, 192.0.2.0/24 adalah alamat CIDR IPv4, dengan 24 bit pertamanya atau 192.0.2 merupakan alamat jaringan.
VLSM (Subnet Mask Panjang Variabel)
VLSM ( Variable Length Subnet Masking )
VLSM adalah pengembangan mekanisme
subnetting, dimana dalam VLSM dilakukan
peningkatan dari kelemahan subneting klasik.
Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor
IP tidak efisien.
Pada proses subnetting akan menghasilkan
beberapa sub jaringan dengan jumlah host
yang sama, maka ada kemungkinan di dalam
blok-blok jaringan tersebut memiliki alamat-
alamat yang tidak digunakan atau
memungkinkan butuh lebih banyak alamat.
Contoh 1
Diberikan Class C network 204.24.93.xxx/24,
ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan
jumlah host :
netA = 14 hosts
netB = 28 hosts
netC = 2 hosts
netD = 7 hosts
netE = 28 hosts
Contoh 1
Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan
hal tersebut di butuhkan 3 bit 1 atau masking
bit 27 dan 5 bit 0 host (2
5 – 2 = 30 hosts)
Contoh 1
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak
terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak
terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak
terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak
terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak
terpakai 2 hosts
Contoh 1
Dengan demikian terlihat adanya ip address
yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup
besar.
Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah
pada ip private akan tetapi jika ini di
alokasikan pada ip public maka terjadi
pemborosan dalam pengalokasian ip public
tersebut.
Solusi 1
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan
metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host
terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip (/27)
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip (/27)
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip (/28)
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip (/28)
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip (/30)
Penerapan VLSM – Contoh 1
Sehingga blok subnet-nya menjadi :
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts;
tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts;
tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts;
tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts;
tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts;
tidak terpakai 0 hosts
Kesimpulan – Contoh 1
netB (27 Bit)
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network Address : 204.24.93.0
Broadcast Address : 204.24.93.31
Range IP : 204.24.93.1-204.24.93.30
Sisa : 2 IP Address
Kesimpulan – Contoh 1
Kesimpulan – Contoh 1
netA (28 Bit)
Subnet Mask : 255.255.255.240
Network Address : 204.24.93.64
Broadcast Address : 204.24.93.79
Range IP : 204.24.93.65-204.24.93.78
Sisa : 0 IP Address
Kesimpulan – Contoh 1
netD (28 Bit)
Subnet Mask : 255.255.255.240
Network Address : 204.24.93.80
Broadcast Address : 204.24.93.95
Range IP : 204.24.93.81-204.24.93.94
Sisa : 7 IP Address
Kesimpulan – Contoh 1
netC (30 Bit)
Subnet Mask : 255.255.255.252
Network Address : 204.24.93.96
Broadcast Address : 204.24.93.99
Range IP : 204.24.93.97-204.24.93.98
Sisa : 0 IP Address
Sub-jaringan, atau subnetting adalah pembagian dari IP jaringan. Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting. Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.
Mekanisme Subnetting

Analogi Subnetting Pertama
Dianalogikan, Sebuah RW memiliki 40 KK, untuk memudahkan dalam pengelolaan warganya seorang RW harus membagi warganya menjadi beberapa RT. Bayangkan jika seorang RW tidak dibantu oleh RT, akan sangat sulit bagi seorang ketua RW untuk memberikan informasi dan mengelola warganya. Dengan adanya pembagian RW menjadi beberapa RT, akan memudahkan seorang ketua RW mengelola warganya dikarenakan ketua RW hanya perlu berkoordinasi dengan RT tentang bagaimana cara mengelola warganya.

Analogi Subnetting Kedua
Dari pengertian diatas untuk memudahkan kita melakukan subnetting, mari kita persepsikan gambar diatas sama dengan proses subnetting
| No RW | = | No Jaringan / Net ID |
| No RT | = | No sub Jaringan / No subnet |
| Gang | = | Broadcast |
| No Rumah | = | IP Address |
| Gerbang | = | Gateway |

Hasil Analogi Subnetting
Komentar
Posting Komentar